Istilah orang indigo tentu bukan hal yang asing di telinga Teman Setia. Mereka disinyalir memiliki kemampuan untuk merasakan atau melihat hal tak kasat mata di sekitarnya. Sebagian orang tidak menampik akan adanya istilah indigo, namun ada juga pihak yang tidak sejalan dengan kondisi tersebut.
Lantas bagaimana ranah psikologi menanggapi kondisi anak indigo?. Indigo merupakan kondisi psikologis unik yang perlu dipahami. Seorang psikolog, Ikhsan Bella Persada,M.Psi., menyebut indigo sebagai gifted atau berkat.
Sependapat dengan Indriya Gamayanti, Psikolog RSUD Sardjito yang sering menangani klien indigo menerangkan bahwa kemampuan ini memiliki mekanisme yang sama dengan bakat. Orang indigo memiliki kemampuan lebih dalam mempersepsi hal-hal yang ada di sekitarnya, atau yang disebut Extra Sensory Perception (ESP). Hal tersebut yang membuat orang indigo seolah-olah dapat meramal dan melihat masa depan. Seperti halnya seorang indigo yang menangkap sinyal alam berupa feeling bahwasannya akan terjadi hujan. Oleh psikolog hal ini dikarenakan ia memiliki kepekaan tinggi terhadap kelembaban udara, tiupan angin dan lain sebagainya.
Dapat dilihat bahwa anak Indigo dianggap memiliki kecerdasan yang luar biasa. Namun, faktanya mereka cenderung bermasalah terhadap keotoritasan yang memiliki sifat sangat sensitif dan emosional sehingga banyak orang mengira mereka mengalami masalah kesehatan mental yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD adalah gangguan kesehatan mental yang menyebabkan anak kesulitan untuk memusatkan perhatian dan tampak memiliki banyak energi sehingga sangat aktif (hiperaktif).
Selain itu, dalam perspektif keilmuan psikologi anak-anak indigo bisa didiagnosis dengan cara yang berbeda, yakni ADD dan Skizofrenia atau Highly Sensitive Person.
Meski demikian, tidak semua anak indigo identic dengan pembuat onar. Yang dialami oleh setiap anak indigo tentu berbeda-beda. Memiliki kemampuan tersebut tentu terdapat sisi positif dan negatif. Positifnya dengan kemampuan ini seorang anak indigo dapat mencegah kemungkinan buruk yang akan terjadi seperti membaca masa yang akan datang misalnya, memahami tentang teluh dan cara mengatasinya, mengetahui apa yang tidak diketahui orang pada umumnya dan lain sebagainya. Namun di sisi lain ketidakenakan memiliki kemampuan ini adalah saat di mana seseorang yang memiliki kemampuan ini mulai bisa berinteraksi dengan entitas tak kasat mata di mana hal ini akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikis.
Akun ini dibuat untuk keperluan edukasi #temanmagang di Radio Suara Salatiga. Untuk informasi terkait pelaporan postingan dapat menghubungi Admin SSFM
Bagikan Dengan Sekali Klik:
LAZ Al Hilal, Bandung – Bagaimana Islam memandang Fenomena Anak Indigo?Dalam memandang suatu fenomena, setiap muslim wajib berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits Shohih. Pertama, Al-Quran dan Hadits adalah kebenaran mutlak. Kedua, ilmu pengetahuan dan sains selalu membuktikan kebenaran Al-Quran tersebut.
Disebutkan dalam Al-Quran bahwa pada prinsipnya tak ada manusia atau makhluk lainnya (jin) yang bisa mengakses apalagi mengetahui secara detail tentang hal-hal atau perkara ghaib.
Allah SWT berfirman:“(Dialah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu”. (Q.S. Al-Jin:26)
Jika ada anak memiliki kemampuan Indigo / Extra Sensory Perception (ESP), maka itu bagian dari ujian bagi anak dan orangtuanya.
Jika salah menyikapinya, bisa membahayakan aqidah.
Sebagai sebuah fenomena, tak boleh kita terjebak dalam mempercayai atau mengaminkan hal-hal yang disampaikan oleh orang Indigo tentang ramalan, hal-hal yang berbau kemusyrikan, dll.
Harusnya kita senantiasa fokus kepada kemahabesaran Allah. Kemampuan Indigo ternyata pernah disebutkan dalam Al-Quran.
Indigo bisa bersifat Karunia, Ditandai dengan Orientasi Tauhidullah
Kemampuan Indigo dikaruniakan hanya kepada hamba-hamba Allah yang shaleh dan mereka membuat orang atau manusia lainnya semakin bertauhid dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Seperti terjadi pada Nabi Khidir AS yang memperoleh pengetahuan (seperti ilham atau intuisi) dari Allah tanpa proses belajar seperti manusia umumnya.
“Maka mereka berdua (Nabi Musa dan pembantunya) mendapatkan seorang hamba dari hamba-hamba Kami (yaitu nabi khidir), yang telah Kami anugrahi rohmat dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. (QS. Al-Kahfi: 65)
Waspada Saat Indigo Mengancam Aqidah
Terkait dengan perkara ghaib, mesti informasinya ada dan bersumber dari nash Quran ataupun Hadits, maka sikap kita mesti waspada saat orang dengan kemampuan Indigo, menginformasikan hal-hal yang tak ada di kedua nash itu.
Sebab urusannya berat, karena ini bisa masuk urusan aqidah.
Terkecuali jika anak Indigo menginformasikan gejala sakit dalam tubuh, yang dia tahu lewat kepekaan sensorinya, serta tak ada unsur yang membahayakan aqidah, hal tersebut masih bisa diterima.
Indigo bisa menjadi jalan bagi setan untuk merusak Aqidah Manusia.
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan –kepada keduanya–‘ auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27).
Cara terbaik menyikapi anak Indigo adalah mengarahkan anak tersebut untuk senantiasa taqarrub kepada Allah. Kuatkan keimannya kepada Allah SWT.
Penulis : Tirza Nirmala Srisastra (Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Brawijaya, Malang)
Manusia adalah mahkluk yang luar biasa, namun dibalik itu manusia juga memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua itu dapat menjadi pemaknaan yang berbeda tergantung diri kita masing-masing.Berbicara mengenai kelebihan dan kekurangan hal itu juga dirasakan oleh seorang Indigo.Fenomena indigo di Indonesia masih menimbulkan berbagai persepsi, misalnya seperti anggapan bahwa Indigo hanya seputar mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat kebanyakan manusia, dianggap gila, aneh atau bahkan kadang dianggap sebagai sebuah kekurangan. Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu merupakan karunia dari Yang Maha Kuasa.Seorang indigo seringkali hanya dinilai berdasarkan sisi mistiknya saja, padahal ada penjelasan lain dari sisi ilmiah mengenai kemampuan yang berbeda ini.Indigo sendiri memiliki pengertian sebagai seseorang yang memiliki aura warna nila, punya cara berpikir yang khas atau berbeda, serta pembawaan diri yang lebih dewasa sehingga membuatnya tampak berbeda dan unik dibandingkan anak pada umumnya. (Soecipto, 2011: 5).Mengutip penjelasan dari Dr. Erwin Kusuma dr. SpKJ(K) dalam (Soecipto, 2011: 7) memberikan pengertian mendalam mengenai seorang indigo. Indigo bukan sebuah penyakit atau kelainan jiwa, indigo adalah individu yang memiliki kemampuan lebih dari manusia pada umumnya, seorang indigo memerlukan perhatian khusus dari lingkungan sekitarnya, agar terhindar dari ketidakstabilan kondisi mental. Seorang Indigo tidak memiliki perbedaan secara fisik dan perkembangan mental dengan orang-orang pada umumnya.
https://www.psychologytoday.com/us/blog/creative-development/201304/highly-sensitive-children
Soecipto, N. A. (2011). Rahasia Besar Anak Indigo. Jogjakarta: Azna Books.
Fauzan, M. F., & Supratman, L. P. (2019). Studi Fenomenologi Tentang Komunikasi Antarpribadi Anggota Komunitas Anak Indigo Indonesia. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(2), 180. https://doi.org/10.24198/jmk.v1i2.11684
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
MONITOR, Jakara – Jin atau setan serta makhluk ghaib lainnya merupakan makhluk yang tidak bisa dilihat oleh mata orang biasa, kelebihan melihat jin merupakan salah satu mukzijat nabi Sulaiman A.S. selain itu tidak ada satu pun manusia yang dapat melihat makhluk halus, tapi bagaimana dengan anak indigo? Pasti anda akan bertanya-tanya karna kelebihan dari anak indigo yang banyak orang tahu adalah mereka bisa melihat makhluk halus atau ada yang bisa sampai meramal masa depan.
Ustadz Ammi Nur Baits, Alumni Madinah International University yang sekarang berprofesi sebagai Penceramah Agama akan menjawab salah satu pertanyaan yang banyak mengenai fenomena anak indigo.
Memang diantara sifat manusia adalah curiosity, semangat untuk selalu ingin tahu. Meskipun bisa jadi dia tidak memiliki banyak kepentingan dalam hal ini. Namun apapun itu, pertanyaan semacam ini menunjukkan sengamat untuk memahami masalah sesuai koridor agama. Kami memberikan apresiasi positif untuk setiap upaya mengembalikan semua permasalahan kepada Al-Quran dan sunah.
Terkait fenomena anak indigo, ada beberapa catatan yang bisa kita beri garis tebal,
Pertama, islam tidak menolak realita
Sebelumnya, mari kita memahami peta realita berikut,
Realita dibagi menjadi dua:
1. Realita syar’i: itulah semua berita yang disampaikan dalam Al-Quran dan sunah yang sahih. Misalnya: meteor yang memancarkan cahaya di langit, sejatinya adalah panah api untuk melempar setan yang berusaha mencari berita dari langit. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran surat al-Jin ayat 9. Meskipun kita tidak pernah melihat peristiwa ini dengan kasat mata, namun mengingat hal ini Allah ceritakan dalam Al-Quran maka wajib kita yakini, karena demikianlah realita yang ada. Contoh lain: Jibril memiliki 600 sayap, sebagaimana dinyatakan dalam hadis riwayat Bukhari. Meskipun kita tidak pernah melihat wujud asli Jibril, namun mengingat hal ini disebutkan dalam hadis shahih, maka wajib kita yakini.
2. Realita kauni merupakan semua kejadian yang Allah ciptakan di alam ini. Misalnya, ada orang melihat kejadian aneh, kemduian dia abadikan gambarnya, lalu dia share ke yang lain. Kita tidak mungkin mengingkari kejadian ini, karena orang yang melihat langsung membawakan bukti asli sesuai yang dia saksikan.
Penyimpangan terhadap dua realita di atas, kita sebut berita dusta. Jika berita dusta itu terkait masalah syariat atau keyakinan, diistilahkan dengan tahayul. Misalnya: berita bahwa pada hari rabu terakhir di bulan safar, akan turun 320 ribu bencana. Berita ini masuk dalam ranah masalah ghaib. Karena indera manusia tidak pernah mendeteksi 320 ribu bencana yang turun di hari itu. Sehingga untuk membuktikan kebenaranya, kita perlu kembalikan kepada dalil, adakah ayat atau hadis shahih yang menyebutkannya. Jika tidak ada, termasuk tahayul, yang tidak boleh diyakini.
Anda bisa menimbang semua informasi masalah ghaib yang simpang siur di sekitar kita dengan cara di atas. Sehingga kita bisa membedakan antara keyakinan yang benar dengan tahayul semata.
Fenomena indigo termasuk realita yang bisa kita saksikan. Ada anak yang berkomunikasi dengan makhluk lain, atau dia melihat makhluk lain, dan itu asli tidak dibuat-buat.
Sebatas kejadian yang bisa kita lihat, termasuk fenomena kauni. Kejadian yang Allah ciptakan di alam ini. Selama kejadian itu memang benar-benar ada, islam tidak melarang kita untuk membenarkannya, karena islam tidak menolak realita.
Kedua, kemampuan dasar makhluk
Islam tidak menolak fenomena anak indigo jika memang itu realita. Kita boleh meyakininya, selama kejadian itu memang benar-benar ada di sekitar kita. Namun realita yang boleh kita yakini dalam hal ini hanya sebatas yang bisa kita lihat. Sementara tentang hakekat anak indigo, perlu kajian yang lebih serius utnuk bisa menjelaskan dan memberi komentar.
Di sini kita tidak menggali hakekat dan sebab si anak menjadi indigo. Sebagian ahli medis menyebutkan, anak indigo mengidap ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), semacam gangguan perkembangan dan keseimbangan aktivitas motorik anak sehingga menyebabkan aktivitasnya tidak lazim dan cenderung berlebihan. Ada juga yang menyebutkan, anak indigo bisa seperti itu karena memiliki kemampuan melihat jin. Dan beberapa analisis lainnya.
Hanya saja ada beberapa informasi tentang anak indigo yang disuasanakan berlebihan. Sebuah analisis ‘ngawur’ menyebutkan beberapa kemampuan luar biasa anak indigo,
Jika kita perhatikan kemampuan di atas, bisa disimpulkan bahwa anak indigo tak ubahnya seperti seorang Nabi. Karena satu-satunya manusia yang kita kenal memiliki kemampuan hebat seperti di atas hanya para nabi, atas bimbingan wahyu dari Tuhannya.
Namun sayang, banyak juga mereka yang mempercayai hal ini, terutama para budak klenik dan ramalan.
Kembali pada peta realita, berbagai kemampuan ‘hebat’ dalam daftar di atas, jelas bukan termasuk realita kauni. Karena kita tidak pernah menyaksikan proses anak indigo itu mengekspresikan kemampuannya. Yang kita lihat hanyalah, dia berbicara sendiri dengan tembok, pohon atau benda lainnya, atau dia menatap dengan pandangan nanar kemudian melakukan reaksi tertentu, atau dia ngomong tanpa beban kemudian menyampaikan masa depan, atau dia menceritakan halusinasi dalam pikirannya, dst. Anehnya, mereka menanggapinya terlalu serius.
Tidak ada yang melebihi kemampuannya
Anak indigo siapapun dia, tetap manusia. Dia tidak akan melampaui batas kemampuannya sebagai manusia. Semua kemampuan di atas, sejatinya tidak mungkin dimiliki manusia, selain Nabi yang mendapat wahyu dari Allah.
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“Katakanlah: “tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah..”
Di ayat lain, Allah berfirman,
وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ
“Katakanlah: …Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira”.
Di ayat lain, Allah juga menegaskan,
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا ( ) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. Al-Jin: 26 – 27)
Dalam hadis dari Rubayyi’ bintu Mu’awidz radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,
قَالَتْ جَارِيَةٌ: وَفِينَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَقُولِي هَكَذَا وَقُولِي مَا كُنْتِ تَقُولِينَ»
“Ada seorang anak yang mengatakan, ‘Di tengah-tengah kami ada seorang nabi yang mengetahui apa yang terjadi besok.’ Spontan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, ‘Jangan kau ucapkan hal itu, ucapkanlah syair yang tadi kalian lantunkan.’ (HR. Bukhari 4001).
Jika demikian kemampuan yang ada pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak mengetaui hal ghaib, tidak bisa meramalkan masa depan, kecuali yang Allah wahyukan, bagaimana mungkin kita meyakini anak indigo mampu menerawang masa depan, melihat kejadian masa silam, meraba kejadian di tempat lain dalam waktu bersamaan, menebak isi hati orang, komunikasi dengan benda mati, komunikasi dengan Tuhan, menggerakkan benda dari jauh, dst.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi Ibnu Shayyad, seorang yang dianggap bisa meramal. Beliau ngetes kemampuannya: ‘Tebak kata yang kusimpan dalam hatiku!’ Ibnu Shayyad mengatakan, ‘Dukh..’ Mendengar jawaban ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اخْسَأْ، فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ
‘Duduklah, kamu tidak akan melebihi batas kemampuanmu.’ (HR. Bukhari)
Pendapat yang kuat, ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpan firman Allah di surat Ad-Dukhan ayat 10. (Keterangan Fuad Abdul Baqi dalam Ta’liq Shahih Bukhari).
Ketiga, indigo dan jin
Bagian ini perlu kita kupas ulang, karena memungkinkan untuk dilakukan pendekatan berdasarkan dalil. Beberapa laporan menyebutkan anak indigo melihat sesuatu yang tidak kita lihat.
Ada dua kemungkinan yang dia lihat, antara malaikat atau jin. Untuk malaikat, dipastikan tidak mungkin. Karena malaikat hanya akan melakukan tugas yang diperintahkan Allah. Sementara tidak mungkin malaikat melakukan tugas kecuali untuk sesuatu yang penting.
Dengan demikian, yang lebih pasti adalah jin. Anak ini melihat jin. Apa mungkin? Sangat mungkin.
Allah tegaskan dalam Al-Quran ketika membahasa tentang iblis:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya dia (iblis) dan kabilahnya (semua jin) bisa melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).
Inilah sifat asli jin. Dia tidak bisa dilihat oleh manusia. Akan tetapi jin bisa menjelma menjadi makhluk yang lain, sehingga bisa terindera oleh manusia. Baik dengan dilihat, didengar, atau diraba. Sebagaimana kisah Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu pada hadis berikut,
Suatu ketika Ubay pernah menangkap jin yang mencuri makanannya. Ubay bin Ka’ab berkata kepada Jin: “Apa yang bisa menyelamatkan kami (manusia) dari (gangguan) kalian?”. Si jin menjawab: “Ayat kursi… Barangsiapa membacanya di waktu sore, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga pagi, dan barangsiapa membacanya di waktu pagi, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga sore”. Lalu paginya Ubay menemui Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- untuk menuturkan hal itu, dan beliau menjawab: “Si buruk itu berkata benar”. (HR. Hakim, Ibnu Hibban, Thabarani dan lainnya, Albani mengatakan: Sanadnya Thabarani Jayyid)
Kejadian yang sama juga pernah dialami Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Beliau menangkap jin yang mencuri makanan zakat fitrah.
al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Jin terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan bagi manusia untuk melihatnya. Firman Allah Ta’ala, ‘Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,’ khusus pada kondisi aslinya sebagaimana dia diciptakan.” (Fathul Bari, 4:489).
Karena itu, jika benar anak indigo melihat jin, bukan karena dia memiliki kemampuan khusus melebihi yang lain, sehingga bisa melihat jin. Namun karena ada jin yang menampakkan diri kepadanya.
Keempat, Kondisi tidak Normal
Catatan tambahan yang penting untuk disebutkan. Kejadian anak indigo sejatinya adalah kondisi tidak normal. Baik karena sebab ADHD atau melihat jin. Karena normalnya manusia, dia hanya bisa berinteraksi dengan sesuatu yang bisa memberikan respon kepadanya. Jika sebabnya karena gangguan kejiwaan, bisa dilarikan ke ahli penyakit terkait, sehingga bisa dilakukan penanganan.
Demikian pula jika indigonya disebabkan melihat jin. Juga termasuk kondisi tidak normal. Karena dalam kondisi normal, sejatinya mansuia tidak bisa melihat jin. Ketika ada orang yang melihat jin, berarti dia tidak normal. Karena tidak normal, kasus semacam ini perlu dinormalkan (baca: diobati). Melihat jin, berarti ada jin yang usil dan mengganggunya. Dia harus usir jin ini agar segera meninggalkannya. Jika tidak, akan sangat sulit bagi si anak untuk melepaskan diri dari gangguan jin itu.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.